Mengaku Dirinya Seorang Wartawan Online di Kab. Siak dan Bendahara Lira Provinsi Pemilik Pangkalan Gas Elpiji Dinilai Lebih Utamakan Pengecer Pakai Kerajang Dibanding Warga Jumat, 04/09/2020 | 09:04 Redaktur:
BERITATIME.COM, Siak - Kurangnya pengawasan dari pemerintah melalui diperindang kabupaten Siak dan pertaminan, pangkalan atau Agen gas elpiji bersubsidi 3 Kg dinilai lebih mengutamakan penjualan gas 3 Kg kepada pengencer pakai Kerajang mengatasnamankan UMKM dari pada masyarakat miskin.
Akibatnya, gas 3 Kg sangat sulit diperoleh oleh warga yang ada di kecamatan Tualang Kabupaten Siak.
Masyarakat kecamatan tualang menengah ke bawah lebih mudah mendapatkan gas bersubsidi itu di kios - kios atau lapak- lapak enceran dari pada di pangkalan atau agen resmi.
Namun, harganya sampai 20.000 -25.000 pertabung tentu diatas harga subsidi atau Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan Pemerintah kabupaten Siak yakni Rp 16 ribu per tabung.
Pemilik pangkalan elpizi jln Indah kasih kelurahan perawang kecamatan Tualang kab Siak saat di konfirmasih,Kamis (03/09/2020) langsung di lokasih pangkalan miliknya saat pembongkaran elpizi, yang tidak mau memberikan namanya Mengatakan wati, bedalih dengan suara keras mengaku" Saya juga mas wartawan online lira new dan saya bendahara lira provinsi Riau, kataya dengan nada tinggi.
Saya mengakui menyalahi prosedur tapi UKM membantu penjualan kami makaya saya kasih 20 tabung pakai kerajang walaupun salah.
Prosedur pembagianya kadang kami menggunakan KK warga saat pengambilan tapi karena tidak sempat ya,kami berikan kepada pengecer walaupun pakai kerajang banyak di tempat kami.tutur
Salah seorang warga Kecamatan Tualang Kelurahan Perawang sineng (48) kepada Jurnalis beritatime.com di lokasi tempat agen Elpizi di jln indah kasih kelurahan perawang,
kamis. (03/09-2020)
mengatakan, gas elpiji 3 Kg sangat sulit di dapatkan dengan harga HET, dan agen mengutamakan pengecer pakai kerajang dari pada kami warga sekitar keluarahan perawang.
"Gas 3 Kg tiap minggu turun dalam beberapa menit gas habis, susah di dapat dan langka, kalaupun ada, klu kami beli di lapak- lapak atau di kios - kios harganya pasti diatas harga HET Rp 20 Ribu - 25 Ribu per tabung," kata sineng.
Lebih lanjut si neng menjelaskan, masyarakat lebih mudah memperoleh gas dengan tabung berwarna hijau di itu di kios-kios. Namun harganya hampir mencapai dua kali lipat dari harga HET 20 ribu - 25 ribu.
"Di agen kadang langka sekali gas 3 Kg. Tapi di kios pengencer mudah didapatkan dengan harga Rp 20 sampai 35 ribu. Kalau harga segitu, di kios pengencer selalu ada" jelasnya.
Menurutnya, kelangkaan gas bersubsidi itu akibat kurangnya pengawasan dari Pemerintah Kabupaten Siak dalam hal ini Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) kabupaten Siak, Sehingga membuka peluang bagi agen - agen dengan kios pengencer demi meraup keuntungan, walaupun harus mencekik masyarakat miskin.
"Untuk apa juga gas disubsidikan, kalau masyarakat harus membeli diatas harga yang telah ditetapkan," kesalnya.
Pantauan awak media beritatime.com di beberapa pangkalan atau agen di kecamatan Tualang - Kabupaten Siak, setiap truck distributor membongkar gas di pangkalan atau agen selalu disesaki masyarakat guna memperoleh gas 3 Kg.
“Kalau mau beli gas 3 Kg harus di saat truck distributor membongkar gas di pangkalan,itupun berdesak - desakan dan kadang pemilik pangkalan atau agen mengutamakan pengecer pakai kerajang dalam hitungan menit , gas langsung habis. Makanya kami harus mengantri saat distributor tiba,ucapnya.
Kepala Disperindag Kabupaten Siak Wan ibrahim saat di konfrm Kamis(03/09/2020) melalui viat seluleya dengan No 0813-6386- 7xxx tidak ada respon.
Kabid Disperindang Hendra, melalui Whats apps pribadinya mengatakan, Trimakasih informasinya besok kita akan tindak lanjuti di lapangan jika ada penyimpangan dalam pendistribusian dari pangkakan atas temuan tersebut,kata hendra dengan Chat Singkat .
Kepala UPTD atau pengawasan Elpizi di Kecamatan Tualang Oheng menjelaskan kepada awak media melalui viat seluler,mengatakan kalau gas subsidi 3 Kg pangkalan mengutamakan pelangsir pakai kerajang yang membawa 20 - 25 tabung ,pihak pangkalan atau agen sudah salah besar,kata oheng
UKM itu seperti Gorengan paling di berikan 3 jika langka 2 tabung,ini sudah merugikan masyarakat,kami dari UPTD Kecamatan Tualang sebagai pengawasan akan kami sampaikan kepada pimpinan agar turun melakukan tindakan terhadap pangkalan - pangkalan yang ada di kecamatan Tualang dan terkhusus di pangkalan.jln indah kasih kelurahan perawang kecamatan Perawang, yang sudah menyalahi atura katanya,
Dan selalu kami mengawasi peredaran gas melon tersebut.
"Kenapa bisa langka, di tengah - tangah masyarakat,dan pemilik pangkalan selalu meyalahi izin yang telah di tentukan memberikan gas elpiji ,kepada pengecer pakai kerajang 20 -25 Tabung kami selalu ada memantau dan hal ini kita akan berikan ketegasan," kata oheng melalui sambungan selulernya,"(Sokhiaro Halawa)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan WA ke 0858-3144-9896
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda)