Peneliti LIPI Nilai Jokowi Tak Perlu Sungkan Bongkar Kabinet Minggu, 05/07/2020 | 19:51 Redaktur:
Merdeka.com - Peniliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti
Zuhro menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak perlu sungkan lagi jika
ingin membongkar kabinet apabila tak puas dengan kinerja para
pembantun
BERITATIME.COM - Peniliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak perlu sungkan lagi jika ingin membongkar kabinet apabila tak puas dengan kinerja para pembantunya. Sebab, ini adalah periode kedua dirinya jabat orang nomor satu di republik.
"Jokowi sudah tahu rakyat tidak puas pada pemerintah. Rakyat bahkan sedang mempertanyakan apa kerja pemerintah sekarang. Ini sudah periode kedua, jadi Presiden tidak perlu pakewuh (merasa sungkan)," ucap Siti, Minggu (5/7).
"Jokowi sudah tahu rakyat tidak puas pada pemerintah. Rakyat bahkan sedang mempertanyakan apa kerja pemerintah sekarang. Ini sudah periode kedua, jadi Presiden tidak perlu pakewuh (merasa sungkan)," ucap Siti, Minggu (5/7).
Pun ia menilai sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendukung penuh kebijakan yang diambil Jokowi atasi Pandemi Covid-19 harusnya diikuti parpol pendukung lainnya.
"Ya bagus (sikap PDIP). Berarti partai pendukung mendukung beneran. Paling tidak partai menyediakan orang yang kompeten untuk posisi menteri," sambungnya.
Merujuk pada sikap PDIP yang mendukung penuh kebijakan Presiden Jokowi, termasuk dalam hal evaluasi menteri, Siti mengatakan parpol pendukung pemerintah juga harus rela bila kadernya di kabinet dievaluasi kinerjanya.
"Harusnya parpol lain menyahuti. Bila ada parpol yang jatah menterinya dikurangi, ya parpol harus terima," ucap Siti.
"Bagus kalau partai punya stok kader ahli di bidangnya. Tak hanya soal kesehatan dan sosial ekonomi, tapi juga pendidikan, itu penting direkrut orang yang tepat. Jangan uji coba lagi, lah. Waktunya terlalu pendek untuk trial and error," ucap Siti.
Presiden Jokowi marah, jengkel, melihat kinerja menteri di kabinetnya. Jokowi belum melihat para menteri bekerja ekstra. Padahal, situasi sedang sulit, krisis, akibat pandemi Covid-19. Kemarahan itu dilakukan dalam rapat kabinet 18 Juni lalu.
Orang nomor satu di RI ini bahkan sampai mengeluarkan ancaman bakal mengganti, alias reshuffle menteri yang dianggap bekerja tak sesuai ekspektasi. Bukan cuma itu, Jokowi rela kehilangan reputasi politik demi 267 rakyat Indonesia yang kini kondisi sedang sulit.
"Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara. Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya," ujar Jokowi dalam video dari Sekretariat Presiden, Minggu (28/6).
Jokowi meminta para menterinya lebih bekerja keras menghadapi krisis tersebut. Menurut dia, saat ini bukan lagi situasi normal yang hanya bekerja seperti biasa.***
(Sumber:Merdeka.com)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan WA ke 0858-3144-9896
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda)