Menkumham Menyapa 109 Diaspora Indonesia di wilayah Serbia Senin, 06/07/2020 | 12:17 Redaktur:
BERITATIME.COM, Serbia - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly menggelar webinar menyapa sebanyak 109 Diaspora Indonesia di wilayah Serbia, pada Minggu 5 Juli 2020.
Pada hari pertamanya di Serbia, Menkumham Yasonna Laoly menyapa Diaspora Indonesia. Menkumham mengatakan bahwa kunjungan ke Beograd sudah yang kedua kali. Pertama kali pada 2007 ketika menjadi anggota DPR RI. Kemudian pada 2020 ini saat menjabat sebagai Menkumham.
“Mudah-mudahan dengan sharing hari ini, pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut tanah air. Beberapa hal-hal, khususnya saya tahu bahwa diaspora Indonesia punya kerinduan khusus tentang beberapa hal,” ucapnya dalam webinar Meet and Greet Menkumham RI.
Menkumham Yasonna Laoly menuturkan, bahwa sharing bersama Diaspora Indonesia mendengar pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut tanah air.
“Oleh karenanya saya berada di sini, saya ingin juga mendengar dari saudara yang ada di Serbia tentang kehidupan di sini, juga tentang kerinduan Indonesia,” tuturnya.
Dalam sesi diskusi, Monang Riko Pandjaitan bertanya tema kerja sama kunjungan Menkumham ke Serbia. Sebab dia berharap hubungan diplomatis antara Pemerintah Indonesia-Serbia terus ditingkatkan.
“Apa yang bisa kami harapkan dari kunjungan bapak mengenai peningkatan hubungan kerja sama bagi kedua bangsa termasuk bagi kami yang tinggal di Serbia,” tanyanya dalam webinar.
“Tadi bapak bilang kedua kali ke Serbia. Ini pertama kalinya Menteri bidang ini berkunjung ke Serbia. Kami sangat bergembira dan merupakan suatu kejutan,” tanyanya lagi.
Menkumham menjawab pertanyaan Monang Riko Pandjaitan, bahwa kunjungan kerja ke Beograd membahas banyak kerja sama.
Semisal berbagai potensi kerja sama Indonesia dan Serbia dalam ruang lingkup Kemenkumham, termasuk di bidang Mutual Legal Assitance (MLA/Bantuan Hukum Timbal Balik) dan ekstradisi.
“Memang saya datang kemari secara bertemu secara khusus untuk meningkatkan hubungan kerja sama kita,” jawab Menteri Yasonna Laoly.
“Dalam bidang politik dan ekonomi, dalam membuat perjanjian, secara khusus kami akan bekerjasama dalam bidang bantuan hukum timbal balik, mutual legal assistance, dalam bidang pidana dan perjanjian ekstradisi,” tambahnya lagi.
Kunjungan kerja Menkumham ke Serbia, sebagaimana saat datang ke Swiss, Rusia, Iran, serta beberapa negara lainnya.
“Kami sudah melakukan perjanjian seperti ini dengan Swiss, Rusia, Iran, dan beberapa negara,” ujarnya.
Namun demikian, selain kerja sama bidang hukum juga mengeksplor hubungan-hubungan kerja sama lainnya. Semisal bidang ekonomi dan infrastruktur.
“Nanti misalnya akan saya sampaikan dengan sahabat saya menteri lainnya di Indonesia. Misalnya di sini banyak gandum, apalagi di Indonesia menjadi kebutuhan besar. Kemudian kita punya komoditas lainnya. Kita punya komoditas lain seperti CPO dan banyak hal yang bisa bisa kita supply dari Indonesia, lain seperti furniture,” ungkap Menkumham Yasonna.
Indonesia dan Serbia memiliki hubungan historis yang sangat baik. Sebelum melawat ke Serbia, Menkumham mengungkapkan, bahwa Duta Besar Republik Serbia untuk Indonesia H.E. Slobodan Marinkovic membahas beragam kerja sama Indonesia-Serbia, pada Senin 29 Juni kemarin di Kemenkumham.
“Beliau sangat menyambut baik dan menyatakan bahwa hubungan Indonesia dan Serbia untuk terus ditingkatkan dalam berbagai bidang. Dalam bidang budaya kah, kalau politik sudah cukup baik, barangkali kita mau tingkatkan dalam bidang ekonomi, hukum, maupun infrastruktur, dan lain-lain,” ungkapnya. Pemerintah Melindungi WNI di Luar negeri
Dalam webinar ini, selain Monang Riko Pandjaitan. M. Rizky masyarakat Indonesia yang tinggal di Montenegero juga bertanya kepada Menkumham. Rizky bertanya seputar repatriasi pada kondisi pandemi virus Covid-19, yang belum mereda di beberapa dunia. Bahkan pandemi Covid-19 diduga tidak akan berhenti setahun.
“Mengingat banyak masyarakat di Serbia dan Montenegro apakah memungkinkan program repatriasi?” tanyanya kepada Menkumham.
Menkumham Yasonna menjelaskan, bahwa beberapa warga Indonesia ingin repatriasi. Khususnya ABK, TKI ingin kembali ke Indonesia.
“Repatriasi, saya kira kalau di sini (Serbia-red), kalau untuk kembali, tidak ya,” jawabnya
“Tetapi di Indonesia ABK dari Jepang, Amerika, dari beberapa tempat memang ada gelombang yang harus kita terima. TKI kita dari Malaysia dan beberapa tempat waktu dari Wuhan kita kirim pesawat khusus untuk mereka dan menempatkan mereka di Natuna untuk proses pemantauan selama 14 hari. Dan mudah- mudahan dengan proses ini tidak ada yang Covid-19,” ungkap Menteri Yasonna Laoly.
Meski begitu, Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan untuk melindungi WNI di Luar negeri. Dan termasuk tugas Kemlu adalah perlindungan warga negara.
Menkumham juga mengungkapkan upaya Pemerintah Indonesia melawan Covid-19. Pemerintah terus berjuang melakukan tes untuk memastikan jumlah masyarakat yang terkena Covid-19. Pemerintah melakukan penambahan tes Covid-19.
Selain itu, Pemerintah Indonesia mulai melakukan pembukaan di beberapa tempat. Pelonggaran di daerah-daerah. Daerah dengan tingkat hijau, melakukan kegiatan ekonomi. Tetapi tetap dengan protokol Covid-19.
“Di daerah kuning, ada tahapan, prosedur yang dilakukan. Di daerah merah, memang sangat terbatas,” jelas Yasonna Laoly.
“Sekolah terus dilakukan dengan online. Kita tak boleh terperangkap, sehingga kita tidak bersiasat untuk mengatasi Covid-19 ini. Supaya apa? Supaya kehidupan ekonomi, kehidupan mencari hidup. Tidak mungkin kita menanggung biaya sangat besar kalau semua kegiatan terhenti,” tambahnya lagi.
Maka demikian, seluruh di negara mulai mencari tatanan, format cara berkomunikasi baru, cara bekerja, dan sekolah.
“Seperti webinar ini, inginnya saya, ingin bertemu langsung, tapi karena Covid-19. Siasat baru kita seperti ini,” Menkumham menjelaskan kepada M. Rizky terkait repatriasi dan situasi new normal di Indonesia.
“Jadi covid-19 ini menciptakan budaya kerja baru, budaya bersosialisasi baru, budaya cara makan baru, ini semua harus, we have to adjust to it, atau we have to get to use to it,” ujarnya lagi. Tari Indonesia Dikenalkan di Serbia
Di sela-sela webinar, Menkumham Yasonna Laoly mengapresiasi Ivana Askovic seorang pegiat kesenian Indonesia. Sebab pegiat di Sanggar Bidadari (Bidadari Dance Studio-red) sudah 16 tahun mengajar tari Indonesia di Serbia.
“Salut dengan Ivana,” ujar Menkumham.
Ivana Askovic kepada Menkumham Yasonna Laoly dalam webinar mengatakan, beberapa tarian asal Indonesia diajarkannya kepada anak muda di Serbia.
“Tari dari Bali, Nusa Tenggara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan. Tarian dari Sumatera Utara dan Barat. Masih banyak lain lagi,” ungkapnya bangga.***
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan WA ke 0858-3144-9896
via EMAIL: [email protected]
(mohon dilampirkan data diri Anda)